Akhirnya aku ngantor ngga bawa Yaya. Yippieeee! HUAHUAHAUHAUA. Kalau kata temen kantor, "Asiiiiik, bebas ya, lu, Fen?" wkwkwk. Tau aja. Hahahaha, yang ngomong emak-emak juga soalnya, jadi pahamlah rasanya. For a working mom, kadang, eh seringnya, ngantor itu = kebebasan. Bisa bebas ngerjain kerjaan tanpa diganggu anak. Oke, maafkan pemilihan kata bebas & ganggu, yang mungkin sebenernya bisa diperhalus. Tapi, aku memilih tidak, karena memang itu kenyataannya. 🙏

Ikut kelas MIIP yang baru setengah jalan (walaupun tentu ada beberapa hal yang ngga sreg di hati), gue makin yakin, kalau gue suka kerja. Ngga mesti kerja kantoran, tapi emang harus kerja. Kalau ngga kerja gue bakal setres. Iya, masih pengen resign, masih pengen banget punya kerjaan flexy-time, tapi mungkin rezekinya begini dulu, jadi, harus dinikmati. Alhamdulillah, makin bersyukur makin nikmat *makan apa lu Feeeennn, tumben bener wkwk*.

Di salah satu NHW MIIP, ada satu hal yang gue tulis tentang "I'm a proud working mom". Dan kesadaran akan hal itu membuahkan hasil pada diri sendiri (ngga tau si Babap dan Kami, ku belum bertanya pada mereka, kalau Yaya sumpel tetikadi aja biar diem HAHA).

Oia, cerita Mbak Baru, ya. Hmmm.

Dilema pasti menghampiri, tapi lebih ikhlas iya banget. Ada yang tanya, "Kok gampang banget percaya orang baru? Kok bisa? Kok ngga nangis?". Karena gue serahkan pada yang Maha Memiliki. Pasrah aja sis, 'kan emang pilihan ini yang gue pilih. Kalau masih galau berarti belum bahagia, kalau masih dilema berkepanjangan berarti meragukan keputusan sendiri. Walaupun tujuan gue masih di ujung jalan, yang jalannya juga masih belum aku tapaki satulangkahpun, tapi kemudian ingat dengan Sang Maha Memiliki, dan mencoba lebih banyak bersyukur, percayalah, hidup ini nikmat.


Kesimpulan ini disponsori oleh tulisan teman sedari balita sampai sekarang, tengok di sini, ya!

Aku mulai dengan ngga masuk kantor di hari pertama Si Mbak bekerja padaku, dan setengah hari dihari kedua. Seminggu pertama dan kedua, aku selalu pulang saat istirahat. Capek? IYA. Jaraknya satu kali perjalanan kantor ke rumah = 10 KM. Jadi, bolak-balik adalah 20 KM, dan dikali 2 karena istrirahat pulang *pukpuk uang bensin*. Tapi sejujurnya, kalau kita tau dan sadar betul itu adalah pilihan terbaik yang kita ambil, ngga terlalu makan hati, kalau fisik iya. Makanya aku selalu tidur jam 20.30, selepas ngelonin Kami *sungkem Babap, if you know what I mean,  #eaaaaaaa*.

Mbak Baru yang bernama Mbak Itoh ini, aku ngga terlalu berekspektasi terlalu banyak, yang penting bisa ngasih ASIP dulu pake spout (nanti ku posting tentang spout-nya, ya!), mandiin, dan ngelonin tidur. Langkah selanjutnya sambil jalan, yang penting bisa dan BETAH dulu. Boleh minta aamiin-nya?

Kami & Yaya, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah. Babap, terimakasih sudah izinkan aku bekerja. Kalian luwaaarr biyasaaaaaa. Muach.